Sabtu, 25 Juni 2016

Kelebihan dan kekurangan behavioristik


  1. Kelebihan

1)     Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan.

Dengan bimbingan yang diberikan secara terus menerus akan membuat peserta didik paham sehingga mereka bisa menerapkannya dengan baik.

2)      Materi yang diberikan sangat detail

Hal ini adalah proses memasukkan stimulus yang yang dianggap tepat. Dengan banyaknya pengetahuan yang diberikan, diharapkan peserta didik memahami dan mampu mengikuti setiap pembelajarannya.

3)      Membangun konsentrasi pikiran

Dalam teori ini adanya penguatan dan hukuman dirasa perlu. Penguatan ini akan membantu mengaktifkan siswa untuk memperkuat munculnya respon. Hukuman yang diberikan adalah yang sifatnya membangun sehingga peserta didik mampu berkonsentrai dengan baik.

4)      Sangat cocok ditetapkan kepada siswa atau anak yang masih membutuhkan dominasi orang tua.

5)     Pembelajaran dapat mudah diarahkan dan diganti dengan stimulus-stimulus yang diinginkan.

6)      Pembelajaran mempunyai orientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.

7)     Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan daya tahan.

8)     Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan daya tahan.

9)    Mampu mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif.

10)  Membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik untuk bisa bebas berkreasi dan berimajinasi.

 

  1. Kekurangan

1)      Pembelajaran peserta didik hanya perpusat pada guru.

Peserta didik hanya mendapatkan pembelajaran berdasarkan apa yang diberikan guru. Mereka tidak diajarkan untuk berkreasi sesuai dengan perkembangannya. Peserta didik cenderung pasif dan bosan.

2)      Peserta didik hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru.

Pembelajaran seperti bisa dikatakan pembelajaran model kuno karena menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan hukuman biasanya sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan.

3)      Peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.

Karena menurut teori ini belajar merupakan proses pembentukan yang membawa peserta didik untuk mencapai target tertentu. Apabila teori ini diterapkan terus menerus tanpa ada cara belajar lain, maka bisa dipastikan mereka akan tertekan, tidak menyukai guru dan bahkan malas belajar.

4)     Menyebabkan proses pembelajaran yang tidak menyenangkan dan pendidik terkesan menjadi bersikap otoriter kepada siswa.

5)      Pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga pemikiran siswa tidak bisa berkembang secara lebih kreatif.

6)      Pemberian hukuman dianggap menjadi pilihan yang paling efektif untuk menertibkan siswa.

7)     Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat meanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur.

8)      Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.

9)     Siswa ( tori skinner ) baik hukuman verbal maupun fisik seperti kata – kata kasar , ejekan , jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa.

10)  Tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon.

11)  Tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan respon ini dan tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya.
 
 
Daftar Pustaka
Basuki Heru, A.M. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Feist, Jess & Feist, G. J. (2006). Theories of personality, Sixty ed. Boston : Mc-Graw Hill.