Rabu, 29 April 2015

Hubungan Kesehatan Mental Dengan Religiusitas



Pengertian Agama      
            Agama merupakan salah satu struktur institusional penting yang melengkapi keseluruhan sistem sosial, bahkan kemasalah tentang kesehatan. Agama adalah seperangkat aturan dan peraturan yang menata hubungan manusia dengan Tuhannya,manusia dengan manusia lain dan manusia dengan lingkungannya. Aturan – aturan tersebut penuh dengan muatan sistem nilai, karena pada dasarnya aturan – aturan bersumber pada etos dan pandangan hidup.
            Dengan demikian, sistem religi yang mendapat pengakuan resmi dari suatu Negara disebut Agama.
            Koentjaraningrat (1974: 137 – 138) mengemukakan pendapatnya dan membagi sistem religi dalam komponen – komponen sebagai berikut:
1.      Emosi keagamaan yang menyebabkan manusia menjadi religius
2.      Sistem kepercayaan yang mengandung keyakinan serta bayangan – bayangan manusia tentang sifat – sifat Tuhan serta tentang wujud dari alam ghaib (supranatural)
3.      Sistem upacara yang bertujuan mencari hubungan – hubungan dengan Tuhan. Dewa – dewi atau makhluk – makhluk yang mendiami alam ghaib.
4.      Kelompok – kelompok religius atau kesatuan – kesatuan sosial yang menganut sistem kepercayaan tersebut dan yang melakukan  sistem upacara religius tersebut.
Keempat komponen tersebut terjalin erat satu sama lain menjadi satu sistem yang terintegrasi secara bulat. Adapun komponen utama yakni emosi keagamaan dikatakan bahwa hal itu terjadi karena adanya getaran dari Tuhan. Dan religi merupakan suatu sistem bagian dari kebudayaan.
Agama adalah suatu ajaran dimana setiap pemeluknya dianjurkan untuk selalu berbuat baik. Untuk itu semua penganut agama yang mempercayai ajaran dan melaksanakan ajarannya mereka akan senantiasa melaksanakan segala hal yang ada dalam ajaran tersebut. Manusia tidak bisa dilepaskan dengan agama, ketika manusia jauh dari agama maka akan ada kekosongan dalam jiwanya. Walaupun mungkin kebutuhan materialnya mereka terpenuhi. Akan tetapi kebutuhan batin mereka tidak, sehingga mereka akan mudah terkena penyakit hati.
Penyakit hati yang melanda manusia yang tidak beragama akan senantiasa menghantui mereka sehingga mereka akan mudah putus asa. Oleh karena itu orang yang tidak beragama ketika mendapatkan persolan hidup mereka akan mudah putus asa dan akhirnya mereka akan melakukan penyimpangan atau tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma atau ajaran agama.
Banyak  penyakit karena emosi-emosi buruk itu, yang tidak mungkin dapat disembuhkan oleh obat. Penyakit-penyakit sejenis ini dinamakan penyakit psikosomatik. Krisis akhlak pun mempunyai sebab-sebab dalam emosi tercela yang sedang merajalela. Karena emosi itu merupakan kenyataan yang dapat disaksikan pada tubuh manusia dan dapat dibagi dalam emosi yang negatif dan positif, sedangkan yang positif dapat melenyapkan atau menetralkan yang negatif dan menjadi peserta dalam insting religius, lantas akan menjadi bukti nyata bahwa religi itu anasir yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Jadi, religi bukan obat bius atau racun. Bahkan, sebaliknya religi menjadi obat mujarab bagi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh gangguan emosi negatif.

Pengertian Kesehatan
            Menurut wikipedia, Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Namun, secara umum pengertian kesehatan yaitu suatu kondisi atau keadaan secara umum seseorang dari segi semua aspek. Dalam pengertian kesehatan ini dimaksudkan yaitu tingkat keefisienan dari fungsional dengan atau tanpa metabolisme dari suatu organisme dan juga termasuk manusia.
Pengertian kesehatan juga diungkapkan ketika WHO atau yang kita kenal sebagai Organisasi Kesehatan Dunia di dirikan yaitu pada tahun 1948. Yang mana pengertian kesehatan merupakan sesuatu yang tidak hanya dimaksudkan sebagai suatu kelemahan atau ketiadaan suatu penyakit melainkan juga merupakan keadaan mental dan fisik serta juga kesejahteraan sosial.
Pemfokusan pada definisi kesehatan dan evolusi selama enam dekade pertama hanya pada segelintir publikasi saja. Sebagian dari mereka memfokuskan pada kekurangan nilai operasional serta juga permasalahan yang timbul pada pemakaian kata ‘lengkap’ tersebut.
Kemudian yang lainnya mengungkapkan tentang definisi kesehatan yang masih belum diubah dari semenjak tahun 1948 yaitu kalimat ‘hanya yang buruk’.
Pengertian kesehatan kemudian diungkapkan lagi oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada Piagam Ottawa yang didedikasikan untuk promosi kesehatan pada tahun 1986. Pada saat itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tersebut menyatakan bahwa kesehatan bukan tujuan dari hidup melainkan sumber daya untuk hidup sehari-hari. Selain itu, kesehatan dikatakan juga sebagai suatu konsep yang positif dan terfokus pada kemampuan fisik dan juga sumberdaya sosial.
Kemudian pengertian kesehatan juga merupakan suatu keadaan atau kondisi dari jiwa dan raga serta juga sosial yang dapat menjadikan seseorang dengan kehidupannya yang produktif baik dari segi ekonomi maupun dari segi kehidupan sosialnya.
Hubungan antara Religi dan Kesehatan
            Pergeseran zaman dan kemajuan tekhnologi tidak dapat terelakkan lagi, saat ini penyakit sudah dapat dilihat dan diobati dengan obat-obatan yang bagus dengan menggunakan metode pengolahan canggih, perkembangan ilmu pengetahuan dapat lebih menspesifikkan penyakit-penyakit tersebut. Ada penyakit yang bersumber dari virus, bakteri atau baksil-baksil sehingga untuk mengobatinya membutuhkan obat-obatan medis, tetapi ada juga penyakit yang bersumber dari jiwa atau hati suatu individu, jadi secara fisik individu tersebut tidak terkena virus, bakteri atau baksil-baksil, namun pada kenyataannya individu sakit.
            Dengan demikian, berkembanglah ilmu kesehatan yang dapat mengurangi atau malah dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Salah satunya dengan operasi, menurut sebagian orang operasi itu bisa mengurangi atau menyembuhkan penyakit. Pada zaman dahulu, pengobatan modern seperti yang kita saksikan saat ini belum sempurna, peralatannya pun masih sederhana, misalnya dengan tanaman – tanaman yang di sekitar kita (herbal), kita juga menggunakan alat yang sederhana pula, seperti untuk menutup luka hanya menggunakan kain seadanya.
            Namun, kita juga  belum bisa menghubungkan mana yang berdasarkan ajaran agama atau tidak. Semisal, pengobatan dengan cara bekam, bekam merupakan pengobatan yang dibawa Rasulullah SAW, berarti  ini dapat kita amalkan kepada orang lain. Disamping itu, bekam juga dapat meringankan penyakit – penyakit tertentu, seperti halnya pada orang yang  mengalami pegal – pegal pada bunggung,tengkung dan bagian tubuh yang lain dengan cara mengeluarkan darah kotor yang dapat menyumbat sirkulasi darah pada jaringan tertentu.
Ada pula pengobatan yang haram bagi ajaran agama, terutama agama Islam, seperti terapi urine yang sudah terbukti mengurangi resiko diabetes mellitus dengan cara meminum air kencing yang pertama kali keluar saat pagi hari. Dari pandangan agama, itu sangat diharamkan, karena seperti halnya minum alkohol ataupun makan bangkai, air kencing merupakan zat sisa dari metabolism tubuh yang mengandung racun (toksik) , dan apabila terlalu sering dikonsumsi maka akan terjadi kerusakan pada hati dan organ lainnya.
 Daftar Pustaka :

Child Abuse



Child abuse adalah suatu tindakan kekerasan atau penganiayaan yang dilakukan secara berulang-berulang secara fisik,verbal, emosional, dan seksual. Faktor utama child abuse adalah tayangan kekerasan, seks dan pornografi melalui berbagai media telah mencuciotak masyarakat Indonesia dengan karakter iri, dengki, kekerasan, danpornoaksi. Termasuk di dalamnya lagu-lagu yang semakin tidak kreatif, isi dantampilannya hanya seputar paha dan dada telah semakin merusak mental masyarakat Indonesia selain itu juga ada faktor lain yaitu Ancaman hukuman yang relatif ringan dan sistem penegakan hukum lemah, memerlukan pengorbanan biaya dan pengorbanan mental yang sangat tinggi cenderung membuat korban menghindariproses hukum. Proses hukum yang rumit dan berbelit-belit, penanganan yang keraptidak manusiawi, dan ancaman hukuman minimal 3 tahun maksimal 15 tahun membuat kasus-kasus kekerasan seksual tenggelam selama bertahun-tahun dan membiarkanpara korbannya tumbuh tanpa intervensi psikologis yang tepat.kita dapat lihat dari contoh kasus dibawah ini .
Menik (nama samaran) yang berusia 5 tahun, anak ke lima dari pasangan AW (55) dan RM (45) yang bernasib kurang beruntung dibandingkan dengan teman-teman seusianya. Di usianya yang masih kecil, Menik terpaksa kehilangan keperawanan akibat ulah temannya saat bermain.
Ceritanya bermula, ketika Menik diajak bermain oleh ke dua temannya SM (17) dan AD (11) ke sebuah gudang penggilingan padi, di sebuah desa Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue, Senin, 20 September 2012. Di dalam gudang Menik diancam dan harus mengikuti keinginan temannya. AD disuruh SM untuk mengawasi kondisi di luar gudang, sedangkan SM melucuti celana Menik dan menodainya.
Usai melakukan perbuatan tidak terpuji itu, Menik diancam SM untuk tidak memberitahukan tentang perbuatan yang terjadi di dalam gudang tersebut. Begitu pun ancaman kepada AD. Namun, rahasia itu tidak bertahan lama. Empat hari kemudian, Menik terpaksa menceritakan kepada ibunya setelah mengeluh kesakitan di bagian kemaluannya saat hendak buang air kecil. “Putri saya mengaku sakit di bagian kemaluaannya saat buang air kecil. Setelah saya tanya, barulah dia mau bercerita kalau dia dikerjain oleh SM beberapa hari sebelumnya,” ujar RM.
Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa kasus ini termasuk ke dalam teori
Ø  Pandangan Psikoanalisa terhadap kekerasan
Bicara mengenai kekerasan dari sudut pandang psikologi, rasanya tak lengkap bila tidak meninjaunya dari teori psikoanalisa yang dikemukakan oleh Freud. Freud merupakan salah satu bapak psikologi yang sumbangan pemikirannya pada bidang psikologi (dan bahkan pada bidang lain) sangatlah besar, terlepas dari segala kontroversi yang dinyatakannya dalam bidang agama.
Menurut teori psikoanalisa, struktur jiwa manusia dibagi menjadi tiga, yaitu superego, ego dan id. Superego bekerja berdasarkan prinsip ideal (yang seharusnya). Isi superego adalah segala perintah dan larangan yang dibatinkan (internalisasi) dari orang tua dan tokoh-tokoh yang berkuasa (juga ajaran agama) bagi si anak. Ego bekerja berdasarkan prinsip realita. Egolah yang terutama menggerakkan perilaku sadar individu. Sedangkan id bekerja berdasarkan prinsip kenikmatan/kesenangan. Pribadi yang sehat adalah pribadi yang memiliki ego yang kuat sehingga mampu mengontrol dorongan yang berasal dari id maupun superegonya.
Pada dasarnya perilaku manusia digerakkan oleh dua dorongan dasar, yaitu dorongan untuk hidup (eros) dan dorongan untuk mati (thanatos). Dorongan untuk hidup kemudian oleh Freud dispesifikkan pada dorongan seks (libido) sebagai intinya. Ini disebabkan karena Freud melihat berdasarkan pengalaman prakteknya, banyak pasien yang mengalami gangguan mental disebabkan mereka tidak mampu mengekspresikan dorongan seks mereka secara wajar. Libido ini yang mengisi energi pada id.
Pada bagian lain, energi superego berasal dari thanatos. Itulah sebabnya mengapa orang yang superegonya kuat dan mendominasi kepribadiannya, mudah diliputi kecemasan dan rasa bersalah yang pada akhirnya membuat individu diliputi perasaan putus asa dan depresi (bahkan keinginan untuk bunuh diri). Ini terjadi karena energi thanatos diarahkan kepada diri sendiri. Sedangkan bila energi thanatos diarahkan ke luar, ini akan muncul dalam bentuk perilaku agresi yang bersifat destruktif termasuk di dalamnya rupa-rupa tindak kekerasan.
Berdasarkan pandangan psikoanalisa tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya dorongan untuk melakukan tindak kekerasan memang sudah menjadi sifat dasar manusia (bawaan). Semua manusia berpotensi (tanpa kecuali) untuk melakukan tindak kekerasan (entah terhadap diri sendiri maupun kepada orang lain).
  Pandangan behaviorisme terhadap kekerasan
Berbeda dengan psikoanalisa, behaviorisme berpendapat bahwa kekerasan disebabkan dari hasil belajar. Manusia akan cenderung mengulangi tingkah laku yang menguntungkan dirinya sehingga tingkah laku tersebut akhirnya menjadi sifat dirinya. Orang yang berbadan kekar cenderung akan melakukan tindakan agresif karena tindakan tersebut lebih banyak menguntungkan dirinya (orang lain yang badannya kecil akan kalah dengannya). Di sini berlaku prinsip penguatan (reinforcement).
Tingkah laku juga terjadi karena adanya modelling (belajar meniru). Bila lingkungan sekitar (orang tua, saudara, tetangga, media) menyajikan adegan-adegan kekerasan, maka sangatlah mungkin individu akan meniru tindakan kekerasan tersebut.Jadi, behaviorisme melihat bahwa perilaku kekerasan terjadi karena memang perlilaku tersebut membawa konsekuensi yang positif (menyenangkan) bagi individu pelakunya serta karena memang lingkungan menyediakan model-model untuk melakukan.

Daftar pustaka :


https://id-id.facebook.com/notes/a-kasandra-putranto/faktor-penyebab-maraknya-kekerasan-seksual-pada-anak-di-indonesia/10152431526538501