Rabu, 30 Maret 2016

Teknik-teknik terapi Psikoanalisa

Sarah Andreina Jasmine (18513252) 3PA10
1.      Asosiasi bebas

Terapi asosiasi bebas adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lalu dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi-situasi traumatik di masa lalu. Pasien secara bebas mengungkapkan segala hal yang ingin dikemukakan, termasuk apa yang selama ini ditekan di alam bawah sadar. Pasien mengungkapkan tanpa dihambat atau dikritik. Namun, ada hal yang menjadi salah satu hambatannya yaitu pasien melakukan mekanisme pertahanan diri saat mengungkapkan hal, sehingga tidak semua hal bisa terungkap. Maka, pasien diminta untuk berbaring di dipan khusus dan psikoanalisnya duduk di belakang. Pasien dan psikoanalis tidak berhadapan langsung, sehingga diharapkan pasien dapat mengungkapkan pikirannya tanpa merasa terganggu, tertahan, atau terhambat oleh terapis. Tujuan asosiasi bebas adalah untuk sampai ke alam tidak sadar dengan cara mulai dari ide yang didasari saat ini, menelusurinya melaluli serangkaian asosiasi dan mengikuti kemana ide ini pergi. 

2.      Interpretasi (Penafsiran)

Adalah suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi bebas, mimpi, resistensi dan transferensi. Dengan kata lain teknik ini digunakan untuk menganalisis teknik-teknik yang lainnya. Prosedurnya terdiri atas tindakan-tindakan analisis yang menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna-makna tingkah laku yang dimanifestasikan oleh mimpi-mimpi, asosiasi bebas, resistensi-resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri.

Terapis akan menyampaikan sekaligus memberi pemahaman pada klien mengenai makna dari tingkah laku klien yang dimanifestasikan melalui keempat teknik psikoanalisis tersebut. Tujuan dari penafsiran ini adalah agar mendororng ego klien untuk megasimilasi hal-hal baru dan mempercepat proses penyingkapan hal-hal yang tidak disadari. Penafsiran harus disampaikan pada saat yang tepat agar dapat diterima klien sebagai bagian dari dirinya. Apabila disampaikan terlalu cepat, kemungkinan klien akan melakukan penolakan, tetapi apabila penafsiran jarang dilakukan, kemungkinan klien akan sulit memperoleh insight atas masalahnya.

3.      Analisis Mimpi

Adalah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada pasien atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Freud menganggap bahwa mimpi merupakan jalan keluar menuju kesadaran karena pada saat tidur, semua pemikiran yang ditekan di alam bawah sadar bisa muncul ke permukaan. Pada teknik ini difokuskan untuk mimpi-mimpi yang berulang-ulang, menakutkan, dan sudah pada taraf mengganggu.

Freud menilai mimpi sebagai jalan istimewa menuju ketidaksadaran karena melalui mimpi, hasrat, kebutuhan dan ketakutan yang di pendam akan mudah diungkapkan. Pada saat klien tidur, pertahanan egonya akan melemah sehingga perasaan yang ditekan akan muncul ke alam sadar. Analisis mimpi memungkinkan terapis untuk mengetahui masalah-masalah yang tidak terselesaikan oleh klien. Pada dasarnya mimpi memiliki 2 taraf isi, yaitu isi laten dan isi manifes. Isi laten terdiri dari motif yang disamarkan, tersembunyi dan bersifat simbolik karena terlalu menyakitkan dan mengancam seperti dorongan seksual dan agresif. Sementara itu, isi manifes terdiri dari bentuk mimpi yang tampil dalam impian klien. Tugas terapis disini adalah menyingkap makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol dari isi manifes mimpi, sehingga dapat diketahui isi laten klien.       

 

4.      Analisis Resistensi

Adalah dinamika yang tidak disadari untuk mempertahankan kecemasan. Terapis harus bisa menerobos kecemasan yang ada pada pasien sehingga pasien bisa menyadari alasan timbulnya resitensi tersebut. Setelah klien bisa menyadarinya, pasien bisa menanganinya dan bisa mengubah tingkah lakunya.

Esistensi dipandang oleh Freud sebagai pertahanan klien terhadap kecemasan yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan dan perasaan yang direpresinya. Hal ini akan menghambat terapis dan klien memperoleh pemahaman dinamika ketidaksadaran klien. Jika terjadi resistensi, terapis harus membangkitkan perhatian klien dan menafsirkan resistensi yang paling terlihat untuk mengurangi kemungkinan klien menolak penafsiran. Resistensi dapat menghambat kemampuan klien untuk mengalami kehidupan yang lebih memuaskan sehingga sebisa mungkin terapis harus dapat memberi pemahaman pada klien agar membuka tabir resistensinya.

5.      Analisis Transferensi/Pengalihan

Adalah teknik utama dalam terapi psikoanalis karena dalam teknik ini, masa lalu dihidupkan kembali. Pada teknik ini diharapkan pasien dapat memperoleh pemahaman atas sifatnya sekarang yang merupakan pengaruh dari masa lalunya.

Transferensi merupakan reaksi klien yang melihat terapis sebagai orang yang paling dekat dan penting dalam hidupnya di masa lalu. Sebagian besar terapis akan mengembangkan neurosis transferensi yang dialami klien di lima tahun pertama kehidupannya. Untuk itu terapis harus melakukannya secara netral, objektif, anonim dan pasif. Teknik ini akan mendorong klien menghidupkan kemabali masa lalunya sehingga memberi pemahaman pada klien mengenai pengaruh masa lalunya terhadap kehidupannya saat ini. Melalui transferensi, klien juga mampu menyadari konflik masa lalu yang masih dipertahankannya sampai sekarang. 

            Alasan saya memilih teknik terapi analisis mimpi karena terapis bisa mengungkapkan makna-makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol yang terdapat dalam isi manifest. Di dalam proses terapi, terapis juga dapat meminta klien untuk mengasosiasikan secara bebas sejumlah aspek isi manifes impian untuk mengungkap makna-makna yang terselubung. Karena saat klien tertidur, dia akan mengatakan perasaan-perasaan yang direpres kemudian akan muncul kepermukaan meskipun dalam bentuk lain dan sebenarnya hal itu yang akan membentu klien dalam memperoleh pemahaman kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan setelah itu tugasnya terapis yang mencari tau apa arti tersebut.

 DAFTAR PUSTAKA
Feist, Jess & Feist, G. J. (2006). Theories of personality, Sixty ed. Boston : Mc-Graw Hill
 
 
 

 

 

Kamis, 24 Maret 2016

Kelebihan dan kekurangan psikoanalisis






Sarah Andreina Jasmine (18513252)
3PA10

Kelebihan psikoanalisis dari freud adalah yang pertama teori-teori freud telah menyadarkan kita tentang dua dorongan dan bagaimana kuatnya pengaruh itu pada kita. Yang kedua freud juga menunjukan betapa besarnya pengaruh keluarga dalam pembentukan jati diri seseorang dari pria ataupun wanita. Yang ketiga freud menjelaskan kenangan trauma yang menjadi penyebab ketidakstabilan jiwa seseorang dan itu harus diperbaiki dan kemudian dia mengeluarkn ide tentang Mekanisme pertahanan diri yang memang harus kita terima karena manusia pada dasarnya mempunyai cara sendiri dalam memanipulasi kenyataan dan ingatannya tentang kenyataan tersebut agar bisa sesuai dan menyenangkan keinginannya. Yang kempat konseling psikoanalisa merupakan penyembuhan yang lebih bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Yang kelima adanya penyesuaian antara teori dengan teknik. Yang keenam dapat membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadari klien.

Kekurangan psikoanalisis adalah yang pertama terlalu menekankan kepaa pengalaman kanak-kanak, dan menganggap kehidupan seolah-olah sepenuhnya ditentukan masa lalu. Hal ini memberikan gambaran seolah-olah sepenuhnya tanggung jawab individu sekarang. Yang ke duan terlalu menekankan pada libido, padahal tidak semua hal dapat dijelaskan dengan libido. Yang ketiga tidak semua kenangan masa lalu bisa atau sebaliknya dibawa ke alam sadar. Yang keempat penanganan tidak efektif untuk psikosis atau penyakit menetap dibandingkan dengan masalah-masalah yang terkait denga fobia, histeria dan obsesi. Yang kelima tidak hanya terbatas pada psikoanalisis yaitu setelah sembuh, pasien bisa mengalami masalah lain. Menyadari keterbatasan tersebut, freud merasa bahwa psikoanalisis bisa digunakan bersama-sama dengan terapi lainnya. Akan tetapi, ia berulang kali menekankan bahwa psikoanalisis tidak bisa dipersingkat dan di modifikasi. Yang keenam biaya yang banyak dikeluarkan oleh klien. Yang ketujuh memakan waktu yang sangat lama. Yang kedelapan klien akan menjadi jenuh akibat waktu yang terlalu lama, maka dari itu dibutuhkan terapis  yang bener-benar terlatih untuk melakukan terapi
 


Daftar Pustaka :

Sarwono, Sarlito, W. (2000). Berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh psikologi. Edisi ketiga. Jakarta : PT Bulan Bintang.

Feist, Jess & Feist, G. J. (2006). Theories of personality, Sixty ed. Boston : Mc-Graw Hill
Bertens, K. (2006). Psikoanalisis Sigmund freud. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama