Minggu, 22 Maret 2015

Kesehatan Mental



A.    Sejarah Kode Etik
Sejarah kesehatan mental merupakan suatu cerminan pandangan masyarakat terhadap gangguan mental dan perlakuan yang diberikan. Zaman dahulu kala, nenek moyang kita mengalami gangguan-gangguan mental. Mereka menderita berbagai keluhan pada jiwa/mental dan juga seperti demam. Sejak itulah manusia mulai menjelaskan penyakit mental, cara mengatasi dan memulihkannya.

Ø  Zaman Prasejarah

Manusia purba sering mengalami gangguan-gangguan baik mental maupun fisik. Menurut mereka misal gigi yang sakit dan orang yang gila disebabkan oleh roh-roh jahat atau mantera-mantera musuh. Jadi, perawatannya dilakukan seperti menggosok, mengisap, menjilat, dan membalut.

Ø  Peradaban Awal

Dari 5000 tahun SM sampai 500 tahun M, penyakit mental mulai menjadi hal yang umum terjadi. Di Mesir bercorak magis dan berhubungan dengan agama dalam melindungi kesehatan. Di Yahudi terdapat dokter sekaligus imam untuk merawat penyakit mental. Di Persia, setan-setan menjadi penyebab penyakit mental dan penyakit lainnya. Di Cina, gangguan mental dianggap sebagai penyakit dan ketidakseimbangan antara Yin dan Yang. Saat di Yunani mulai dilakukan penelitian-penelitian modern dan banyak terminologi psikiatri modern.
Berdasarkan kutipan sejarah perkembangan kesehatan mental diatas, dapat disimpulkan bahwa pandangan masyarakat apa itu sakit mental ternyata berbeda-beda dan mengalami perkembangan terus menerus. Dunia medis juga memberikan pandangan tersendiri terhadap pemahaman tentang gangguan mental.

B.     Konsep Kesehatan
WHO (World Health Organization) mendefinisikan sehat sebagai sebuah kondisi yang lengkap yaitu sejahtera (well being) dari segi fisik, mental dan sosial, serta tidak hanya terbebas dari gejala atau penyakit. WHO (2001) juga menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta turut mengambil peran di komunitasnya.
Individu yang bermental sehat adalah pribadi yang menampilkan tingkah laku yang adekuat dan bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, sikap hidupnya sesuai norma dan pola kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal dan intersosial yang memuaskan. (Kartono, 1989). Saat ini, individu yang sehat mental dapat didefinisikan dalam dua sisi, secara negatif dengan absennya gangguan mental dan secara positif yaitu ketika hadirnya karakteristik individu sehat mental.
Adapun karakteristik individu sehat mental mengacu pada kondisi atau sifat-sifat positif, seperti kesejahteraan psikologis (psychological well-being) yang positif, karakter yang kuat serta sifat-sifat baik atau kebajikan (virtues) (Lowenthal, 2006).
WHO (1984) juga menambahkan aspek spiritual sebagai kriteria sehat, sehingga sehat berarti meliputi kondisi sejahtera pada:
(1) Aspek Fisik/Jasmani/Biologis       
(2) Aspek Kejiwaan/Psikologis
(3) Aspek Sosial
(4) Aspek Spritual (rohani/agama)
Batasan tersebut meningkatkan keterikatan antara “konsep sehat” dengan “kesehatan mental”.
Menurut Dictionary of Psychology (2002), kesehatan mental merupakan sebuah kondisi pikiran yang ditandai dengan kesejahteraan emosional, kebebasan relatif dari kecemasan dan gejala melumpuhkan, dan kapasitas untuk membangun hubungan yang konstruktif dan menghadapi tuntutan biasa serta tekanan hidup.

C.     Perbedaan kesehatan mental konsep barat dan konsep timur
Perbedaan pandangan mengenai konsep kesehatan mental Barat dan Timur adalah, kesehatan mental di Barat lebih memandang kesehatan bersifat dualistik, yaitu mengibaratkan manusia sebagai mesin yang sangat dipengaruhi oleh dominasi medis. Sedangkan di Timur kesehatan mental lebih bersifat holistik, yaitu melihat sehat lebih secara menyeluruh dan saling berkaitansehingga berpengaruh pada cara penanganan terhadap penyakit.


DAFTAR PUSTAKA
Notoadmodjo, S., (2010). Promosi kesehatan; teori & aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Semiun, Y., (2006). Kesehatan mental 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Yustinus Semiun. OFM. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta : Kanisius 

Siswanto. S. Psi. Msi. 2007. Kesehatan Mental,Konsep,Cakupan dan Perkembangan. Yogyakarta : Andi.
Yusuf, Syamsu, Mental Hygiene Pengembangan Kesehatan Mental Dalam Kajian Psikologi Dan Agama, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar