IBD
dan Kesusastraan saling berhubungan, dikarenakan IBD tidak ditujukan untuk
mendidik dalam bidang keahlian maupun dalam bidang pengetahuan. IBD adalah ilmu
yang ditujukan untuk memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikal para
mahasiswa maupun mahasiswi, oleh karena dasar itulah IBD dikaitkan dengan
kesusastraan, dimana tujuannya ialah agar para mahasiswa dan mahasiswi mengerti
akan hal kesusastraan.
Prosa
Istilah prosa banyak pandanannya, diantaranya : narrative
fiction, prose fiction, atu fiction. Dalam bahasa Indnesia istilah tersebut
sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan dideinisikan sebagai bentuk
cerita, atu prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur
yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.Jenis-jenis prosa :
Prosa lama meliputi :
1. dongeng-dongeng
2. hikayat
3. sejarah
4. epos
5. cerita pelipur lara
1. dongeng-dongeng
2. hikayat
3. sejarah
4. epos
5. cerita pelipur lara
Prosa baru meliputi :
1. cerita pendek
2. roman / novel
3. biografi
4. kisah
5. otobiografi
1. cerita pendek
2. roman / novel
3. biografi
4. kisah
5. otobiografi
Contoh
:
Bawang Merah dan Bawang Putih
Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga
yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang
putih.Mereka adalah keluarga yang bahagia.Meski ayah bawang putih hanya
pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai.Namun suatu hari ibu bawang
putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia.Bawang putih sangat berduka
demikian pula ayahnya.
Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak
bernama Bawang Merah.Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah
sering berkunjung ke rumah Bawang putih.Dia sering membawakan makanan, membantu
bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya
mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau
ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian
lagi.
Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang
putih menikah dengan ibu bawang merah.Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah
sangat baik kepada bawang putih.Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai
kelihatan.Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat
jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang.Bawang putih harus mengerjakan
semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk
saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih
tidak pernah menceritakannya
Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal
dunia.Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena
terhadap Bawang putih.Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat.Dia sudah
harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi
Bawang merah dan ibunya.Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami
kebun dan mencuci baju ke sungai.Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan
rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan
pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan
mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.
Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi
pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri
jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya.Hari itu cuaca
sangat cerah.Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang
dibawanya.Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwa salah
satu baju telah hanyut terbawa arus.Celakanya baju yang hanyut adalah baju
kesayangan ibu tirinya.Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut
terlalu jauh.Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun
tidak berhasil menemukannya.Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan
menceritakannya kepada ibunya.
“Dasar
ceroboh!” bentak ibu tirinya.“Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari
baju itu!Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum
menemukannya.Mengerti?”
Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya.Dia
segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi.Matahari sudah mulai meninggi,
namun Bawang putih belum juga menemukan baju ibunya.Dia memasang matanya,
dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa
tahu baju ibunya tersangkut disana.
Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat,
Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka
Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah
yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.”“Ya
tadi saya lihat nak.Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa
mengejarnya,” kata paman itu.
“Baiklah
paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali
menyusuri.Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar
lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang
berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah
itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.
“Saya
Bawang putih nek.Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut.Dan
sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang
putih.
“Boleh
nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.
“Ya.
Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju
itu,” kata nenek.“Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku
dulu disini selama seminggu.Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun,
bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak.Nenek itu kelihatan
kesepian.Bawang putih pun merasa iba.“Baiklah nek, saya akan menemani nenek
selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih
dengan tersenyum.
Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek
tersebut.Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah
nenek.Tentu saja nenek itu merasa senang.Hingga akhirnya genap sudah seminggu,
nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini.Dan aku senang
karena kau anak yang rajin dan berbakti.Untuk itu sesuai janjiku kau boleh
membawa baju ibumu pulang.Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu
kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya.Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil.“Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.
Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah
milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu
kuningnya.Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah,
didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak.Dia berteriak saking
gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah
yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut.Mereka memaksa
bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah
tersebut.Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.
Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya
berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan
melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di
pinggir sungai tersebut.Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk
menemaninya selama seminggu.
Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu
bawang merah hanya bermalas-malasan.Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya
tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan.Akhirnya setelah
seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya
nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya
bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari
dua labu yang ditawarkan.Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar
dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.
Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan
dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih
akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu
dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut.Tapi ternyata bukan emas permata
yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti
ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang
bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.
Tanggapan
:
Karena kekejaman bawang merah dan ibunya , bawang putih
kehilangan kehidupan harmonisnya . Dan setelah ayah bawang putih jatuh sakit
dan meninggal bawang merah dan ibunya semakin menjadi memperlakukan bawang
putih seenaknya. demi merebut harta kekayaan ayah bawang putih , ibu bawang
merah menghalalkan segala cara demi apa yang dia inginkan tanpa memikirkan
dampak bagi bawang putih dan ayahnya . Karena sikap sabar dan pemaaf yang
dimiliki bawang putih dia mendapatan sesuatu yang berharga. Sedangkan bawang
merah dan ibunya yang serakah mendapat ganjarannya
Pesan moral : janganlah menjadi serakah
dan mau menang sendiri. Karena hal itu, tidak baik dan akan menerima balasannya.
DAFTAR ISI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar