Sabtu, 23 April 2016

Kelebihan dan kekurangan humanistik

Sarah Andreina Jamine (18513252) 3PA10

A.    Kelebihan Teori Humanistik
Kelebihan humanstik yang pertama adalah selalu mengedepankan akan hal-hal yang bernuansa demokratis, partisipatif-dialogis dan humanis. Yang kedua indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Yang ketiga siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.Yang keempat suasana pembelajaran yang saling menghargai, adanya kebebasan berpendapat, kebebasan mengungkapkan gagasan. Yang kelima keterlibatan peserta didik dalam berbagai aktivitas di sekolah, dan lebih-lebih adalah kemampuan hidup bersama (komunal-bermasyarakat) diantara peserta didik yang tentunya mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Yang enam dalam pembelajaran pada teori ini, siswa dituntut untuk berusaha agar lambat laun mampumencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya

B.     Kekurangan Teori Humanistik
Kekurangannya humanistik yang pertama  adalah teori humanistik tidak bisa diuji dengan mudah. Yang kedua banyak konsep dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah berhasil mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif. Yang ketiga psikologi humanistik mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis. Yang keempat siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar. Yang kelima siswa yang tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam proses belajar. Yang keenam proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan lingkungan yang mendukung. Yang ke tujuh sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis. Yang kedelapan Peserta didik kesulitan dalam mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.

 

DAFTAR PUSTAKA

Feist, Jess & Feist, G. J. (2006). Theories of personality, Sixty ed. Boston : Mc-Graw Hill

Corey, Gerald. (2011). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : Refika

Sugihartono. (2006). Psikologi Pendidikan.Yoyakarta: FIP UNY.

 

 

 

Rabu, 30 Maret 2016

Teknik-teknik terapi Psikoanalisa

Sarah Andreina Jasmine (18513252) 3PA10
1.      Asosiasi bebas

Terapi asosiasi bebas adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lalu dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi-situasi traumatik di masa lalu. Pasien secara bebas mengungkapkan segala hal yang ingin dikemukakan, termasuk apa yang selama ini ditekan di alam bawah sadar. Pasien mengungkapkan tanpa dihambat atau dikritik. Namun, ada hal yang menjadi salah satu hambatannya yaitu pasien melakukan mekanisme pertahanan diri saat mengungkapkan hal, sehingga tidak semua hal bisa terungkap. Maka, pasien diminta untuk berbaring di dipan khusus dan psikoanalisnya duduk di belakang. Pasien dan psikoanalis tidak berhadapan langsung, sehingga diharapkan pasien dapat mengungkapkan pikirannya tanpa merasa terganggu, tertahan, atau terhambat oleh terapis. Tujuan asosiasi bebas adalah untuk sampai ke alam tidak sadar dengan cara mulai dari ide yang didasari saat ini, menelusurinya melaluli serangkaian asosiasi dan mengikuti kemana ide ini pergi. 

2.      Interpretasi (Penafsiran)

Adalah suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi bebas, mimpi, resistensi dan transferensi. Dengan kata lain teknik ini digunakan untuk menganalisis teknik-teknik yang lainnya. Prosedurnya terdiri atas tindakan-tindakan analisis yang menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna-makna tingkah laku yang dimanifestasikan oleh mimpi-mimpi, asosiasi bebas, resistensi-resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri.

Terapis akan menyampaikan sekaligus memberi pemahaman pada klien mengenai makna dari tingkah laku klien yang dimanifestasikan melalui keempat teknik psikoanalisis tersebut. Tujuan dari penafsiran ini adalah agar mendororng ego klien untuk megasimilasi hal-hal baru dan mempercepat proses penyingkapan hal-hal yang tidak disadari. Penafsiran harus disampaikan pada saat yang tepat agar dapat diterima klien sebagai bagian dari dirinya. Apabila disampaikan terlalu cepat, kemungkinan klien akan melakukan penolakan, tetapi apabila penafsiran jarang dilakukan, kemungkinan klien akan sulit memperoleh insight atas masalahnya.

3.      Analisis Mimpi

Adalah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada pasien atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Freud menganggap bahwa mimpi merupakan jalan keluar menuju kesadaran karena pada saat tidur, semua pemikiran yang ditekan di alam bawah sadar bisa muncul ke permukaan. Pada teknik ini difokuskan untuk mimpi-mimpi yang berulang-ulang, menakutkan, dan sudah pada taraf mengganggu.

Freud menilai mimpi sebagai jalan istimewa menuju ketidaksadaran karena melalui mimpi, hasrat, kebutuhan dan ketakutan yang di pendam akan mudah diungkapkan. Pada saat klien tidur, pertahanan egonya akan melemah sehingga perasaan yang ditekan akan muncul ke alam sadar. Analisis mimpi memungkinkan terapis untuk mengetahui masalah-masalah yang tidak terselesaikan oleh klien. Pada dasarnya mimpi memiliki 2 taraf isi, yaitu isi laten dan isi manifes. Isi laten terdiri dari motif yang disamarkan, tersembunyi dan bersifat simbolik karena terlalu menyakitkan dan mengancam seperti dorongan seksual dan agresif. Sementara itu, isi manifes terdiri dari bentuk mimpi yang tampil dalam impian klien. Tugas terapis disini adalah menyingkap makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol dari isi manifes mimpi, sehingga dapat diketahui isi laten klien.       

 

4.      Analisis Resistensi

Adalah dinamika yang tidak disadari untuk mempertahankan kecemasan. Terapis harus bisa menerobos kecemasan yang ada pada pasien sehingga pasien bisa menyadari alasan timbulnya resitensi tersebut. Setelah klien bisa menyadarinya, pasien bisa menanganinya dan bisa mengubah tingkah lakunya.

Esistensi dipandang oleh Freud sebagai pertahanan klien terhadap kecemasan yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan dan perasaan yang direpresinya. Hal ini akan menghambat terapis dan klien memperoleh pemahaman dinamika ketidaksadaran klien. Jika terjadi resistensi, terapis harus membangkitkan perhatian klien dan menafsirkan resistensi yang paling terlihat untuk mengurangi kemungkinan klien menolak penafsiran. Resistensi dapat menghambat kemampuan klien untuk mengalami kehidupan yang lebih memuaskan sehingga sebisa mungkin terapis harus dapat memberi pemahaman pada klien agar membuka tabir resistensinya.

5.      Analisis Transferensi/Pengalihan

Adalah teknik utama dalam terapi psikoanalis karena dalam teknik ini, masa lalu dihidupkan kembali. Pada teknik ini diharapkan pasien dapat memperoleh pemahaman atas sifatnya sekarang yang merupakan pengaruh dari masa lalunya.

Transferensi merupakan reaksi klien yang melihat terapis sebagai orang yang paling dekat dan penting dalam hidupnya di masa lalu. Sebagian besar terapis akan mengembangkan neurosis transferensi yang dialami klien di lima tahun pertama kehidupannya. Untuk itu terapis harus melakukannya secara netral, objektif, anonim dan pasif. Teknik ini akan mendorong klien menghidupkan kemabali masa lalunya sehingga memberi pemahaman pada klien mengenai pengaruh masa lalunya terhadap kehidupannya saat ini. Melalui transferensi, klien juga mampu menyadari konflik masa lalu yang masih dipertahankannya sampai sekarang. 

            Alasan saya memilih teknik terapi analisis mimpi karena terapis bisa mengungkapkan makna-makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol yang terdapat dalam isi manifest. Di dalam proses terapi, terapis juga dapat meminta klien untuk mengasosiasikan secara bebas sejumlah aspek isi manifes impian untuk mengungkap makna-makna yang terselubung. Karena saat klien tertidur, dia akan mengatakan perasaan-perasaan yang direpres kemudian akan muncul kepermukaan meskipun dalam bentuk lain dan sebenarnya hal itu yang akan membentu klien dalam memperoleh pemahaman kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan setelah itu tugasnya terapis yang mencari tau apa arti tersebut.

 DAFTAR PUSTAKA
Feist, Jess & Feist, G. J. (2006). Theories of personality, Sixty ed. Boston : Mc-Graw Hill
 
 
 

 

 

Kamis, 24 Maret 2016

Kelebihan dan kekurangan psikoanalisis






Sarah Andreina Jasmine (18513252)
3PA10

Kelebihan psikoanalisis dari freud adalah yang pertama teori-teori freud telah menyadarkan kita tentang dua dorongan dan bagaimana kuatnya pengaruh itu pada kita. Yang kedua freud juga menunjukan betapa besarnya pengaruh keluarga dalam pembentukan jati diri seseorang dari pria ataupun wanita. Yang ketiga freud menjelaskan kenangan trauma yang menjadi penyebab ketidakstabilan jiwa seseorang dan itu harus diperbaiki dan kemudian dia mengeluarkn ide tentang Mekanisme pertahanan diri yang memang harus kita terima karena manusia pada dasarnya mempunyai cara sendiri dalam memanipulasi kenyataan dan ingatannya tentang kenyataan tersebut agar bisa sesuai dan menyenangkan keinginannya. Yang kempat konseling psikoanalisa merupakan penyembuhan yang lebih bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Yang kelima adanya penyesuaian antara teori dengan teknik. Yang keenam dapat membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadari klien.

Kekurangan psikoanalisis adalah yang pertama terlalu menekankan kepaa pengalaman kanak-kanak, dan menganggap kehidupan seolah-olah sepenuhnya ditentukan masa lalu. Hal ini memberikan gambaran seolah-olah sepenuhnya tanggung jawab individu sekarang. Yang ke duan terlalu menekankan pada libido, padahal tidak semua hal dapat dijelaskan dengan libido. Yang ketiga tidak semua kenangan masa lalu bisa atau sebaliknya dibawa ke alam sadar. Yang keempat penanganan tidak efektif untuk psikosis atau penyakit menetap dibandingkan dengan masalah-masalah yang terkait denga fobia, histeria dan obsesi. Yang kelima tidak hanya terbatas pada psikoanalisis yaitu setelah sembuh, pasien bisa mengalami masalah lain. Menyadari keterbatasan tersebut, freud merasa bahwa psikoanalisis bisa digunakan bersama-sama dengan terapi lainnya. Akan tetapi, ia berulang kali menekankan bahwa psikoanalisis tidak bisa dipersingkat dan di modifikasi. Yang keenam biaya yang banyak dikeluarkan oleh klien. Yang ketujuh memakan waktu yang sangat lama. Yang kedelapan klien akan menjadi jenuh akibat waktu yang terlalu lama, maka dari itu dibutuhkan terapis  yang bener-benar terlatih untuk melakukan terapi
 


Daftar Pustaka :

Sarwono, Sarlito, W. (2000). Berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh psikologi. Edisi ketiga. Jakarta : PT Bulan Bintang.

Feist, Jess & Feist, G. J. (2006). Theories of personality, Sixty ed. Boston : Mc-Graw Hill
Bertens, K. (2006). Psikoanalisis Sigmund freud. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Selasa, 26 Januari 2016

Komunikasi Organisasi

Definisi komunikasi Organisasi

Menurut Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.

Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi

  1. Komunikasi internal.

Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:

    1. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dsb. kepada pimpinan.
    2. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.

 

  1. Komunikasi eksternal.

Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:

a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.

b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.

Tipe-tipe Komunikasi dalam Organisasi

  1. Komunikasi vertikal, yaitu arus komunikasi dua arah timbal balik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, bisa dari atas ke bawah (downward communication) dan bisa dari bawah ke atas(upward communication).
  2. Komunikasi horizontal, merupakan komunikasi satu level yang terjadi antara satu karyawan dengan karyawan lainnya atau pimpinan satu departemen dengan departemen lainnya dalam satu tingkatan dan lain sebagainya.
  3. Komunikasi eksternal, Berlangsung secara dua arah antara pihak organisasi/lembaga dengan pihak luar.
  4. Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi ditentukan oleh kebijakan dan arus informasi yang ada dalam organisasi tersebut. Arus informasi akan membentuk pola-pola hubungan atau jaringan komunikasi

 

Daftar Pustaka



 

 

 

 

Perencanaan Organisasi


 
 
PT Cake Jasmine Indonesia

Adalah sebuah perusahaan yang di bangun tanggal 27 Februari 1994.
Berawal dari hobby membuat kue akhirnya saya mendirikan pabrik cake dan sudah terkenal diseluruh Indonesia. Cake yang saya jual adalah cake pilihan dan kualitas yang terbaik dan karena itu sampai sekarang cake ini masih sangat di gemari di kalangan masyarakat. Dengan harga yang relative murah dan banyak varisi warna dan bentuknya tak lupa juga dengan rasa yang lezat.

Tujuan Perusahaan

Ø Untuk memuaskan pelanggan

Ø  Untuk memperoleh laba

Ø  Menambah wawasan dan pengetahuan pelanggan mengenai kue cake

 

Visi & Misi

Misi :

Menjadikan Roti yang di Produksi Cake Jasmine Indonesia terkenal kualitas,sehingga bisa mendunia dan dapat di rasakan oleh semua kalangan dengan harga yang relatif setara.

 

Visi :

Ø  Menerapkan system 5S yaitu salam,senyum sapa,sopan,santun.

Ø  Menciptakan suasana yang nyaman sehingga pelanggan selalu senang berkunjung.

Ø  menciptakan aneka macam kue yang lezat dan kulalitas tinggi

Ø  menciptakan lapangan kerja bagi pekerja indonesia yang berbakat di bidang nya.

Ø  memanage perusahaan dengan melakukan yang terbaik

Ø  membuat roti Cake Jasmine Indonesia  ini menjadi roti khas yang lezat
 
Struktur Organisasi
 

Selasa, 22 Desember 2015

Desain Program Pelatihan

Description

PT. Batik Tulis Jasmine

PT Batik Jasmine merupakan perusahaan swasta yang memproduksi batik tulis, mulai dari memilih kain, pengolah kain tersebut dengan gambar batik yang langsung ditulis dengan menggunakan kain, hinggal proses pengeringan dan penjualan ke seluruh Indonesia bahkan ke luar negri. Perusahaan ini berdiri di pinggr jalan di salah satu kota. Perusahaan ini seluas seperempat hektar. Ada 2 rumah di dalamnya, rumah yang pertama untuk tempat penjualan dan yang satunya untuk tempat pembuatan batik. Di rumah pertama yaitu kantor pemasaran mempunyai cat berwarna ungu dan abu-abu dengan pintu kaca. Kantor kedua mempunyai chat ink dan abu-abu dengan pintu kaca, biasanya tidak hanya digunakan untuk membuat batik untuk para karyawan tetapi juga diadakan kelas membatik bagi para konsumen yang tertarik untuk membatik dengan karya buatan tangan sendiri. Apalagi batik merupakan ciri khas dari Indonesia terutama dari pulau jawa, berbagai macam jenis batik terdapat disana.

Pekerjaan trainer/ intukrut batik tulis:

Intruktur batik tulis merupakan salah satu bidang pekerjaaan yang cukup sulit karena harus bisa mengajarkan langsung kepada konsumen bagaimana cara membatik yang baik dan benar dengan prosedur yang benar untuk mendapatkan semua itu para karyawan yang menjadi trainer harus mempunyai kepercayaan diri  yang tinggi sehingga konsumen puas dengan apa yang diperoleh dari peajaran membatik itu selain itu dibutuhkan keuletan untuk mengajarkan cara membatik ini.

Tujuan :

Untuk meningkatkan kepercayaan diri karyawan PT Batik Tulis Jasmine sehingga para karyawan mampu percaya pada kemampuan para diri sendiri, sehingga jika ia menjelaskan kepada konsumen yang belajar membatik ia tidak akan malu untuk berbicara di depan konsumen tersebut.

Sasaran /Peserta:

Peserta pelatihan adalag karyawan PT Batik Tulis Jasmine dengan jumlah peserta 50 orang.

Waktu dan  Tempat

Pelatihan dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal   : Sabtu, 13 Desember 2015

Waktu             : 07.30- 13.30

Tempat            : Gedung Ibu Pertiwi

 

 

Materi Pelatihan dan Pembicaraan :

No
Jam
Materi
Pembicara
 
1.
07.30-08.00
Opening seremonial
Pengurus, instruktur trainer dan panitia penyelenggaraan
2.
08.00-09.00
Perkenalan trainer dengan peserta trainer
Intruktur / pembicara
3.
09.00-11.00
Pembentukan kepercayaan diri akan kemampuan
Intruktur/ pembicara
4.
11.00-12.00
Melatih perbicara di depan umum
Intruktur dan karyawan
5.
12.00-12.45
ISOMA
Seluruh yang ada disana
6.
12.45-13.30
Games
Karyawan

 

Penutup :

Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada seluruh karyawan untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka berbicara di depan konsumen sehinggan dapat memberikan image yang baik bagi perusahaan mengenai batik tulis tersebut.

Selasa, 08 Desember 2015

Fungsi Perencanaan & Pengorganisasian (Seleksi dan Penempatan Pelatihan dan Pengembangan)

Haii selamat malem, sehat semuanya ? malem ini saya mau memberikan informasi nih tentang fungsi perencanaan & pengorganisasian (seleksi dan penempatan pelatihan dan pengembangan). Sekalian mengerjakan tugas rangkuman saya hehe.
Oke sekarang saya jelaskan yaa, seleksi dan penempatan merupakan fungsi batas dari sitem, biasanya nih calon tenaga kerja itu dinilai dari sejauh mana mereka memiliki cri-ciri yang diisyaratkan. Pengumpulan data itu dibagai menjadi dua nih yang pertama ada secara mekanikal dan yang ke dua secara klinikal. Didalam menyeleksi calonnya biasanya membutuhkan proses nih teman-teman, prosesnya dibagi menjadi 2 tahapan apa aja sih? Yuk saya jelaskan yaa prosesnya yaitu :
1.        Tahap 1 : untuk pencarian calon tenaga kerja biasanya bisa lewat iklan, pendekatan langsung seperti dari mulut ke mulut , pengajuan langsung dari tenaga kerja seperti rekomendasi dari sekolah.
2.     Tahap 2 : terbagi menjadi 6 yang pertama ada seleksi surat lamaran, yang kedua ada wawancara awal, ketiga ada ujian, psikotes, wawancara ketika sudah melakukan itu baru kita dinilai kalo memang memenuhi kriteria biasanya kita aan dipanggil diberitahun untuk wawancara yang terakhir setelah wawancara selesai kita memenuhi itu barulah tahap terakhr kita diterima.
Nah yang sekarang saya akan menjelaskan tentang penempatan. Penempatan adalah suatu rekomendasi atau keputusan untuk mendistribusikan para calon tenaga kerja pada pekerjaan yang berbeda-bea berdasarkan suatu dugaan tentang kemungkinan dari calon untuk berhasil pada pekerjaannya, jadi maksudnya begini teman-teman ketika kita sudah diterima biasaya kita ditempatkan sesuai sama bidang kita, itu bisa diketahui dri hasil tes dan wawancara yang sudah kita lakukan loh teman-teman. Tetapi bila perusahaan sampai salah penempatan kerja itu bisa dilakukan dengan adanya program penyesuaian kembali karyawan nih teman-teman sehingga karyawan tidak stress dan bisa mengerjakan sesuai dengan bakat dan kemampuanya.
Setelah kita membahas tentang seleksi dan penempatan kerja saya akan menjelaskan lagi nih teman-teman tentang pelatihan dan pengembangan. Pelatihan merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja sedangkan pengembangan adalahan penyiapan individu utuk memikul tanggung jawab berbeda atau lebih tinggi dala perusahaan, organisasi, lembaga atau instan. Teman-teman ada yang tau ga perbedaannya apa ? saya kasih tau yaa kalo pengembangan itu lebih dikhususkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian dalam pekerjaan biasanya dalam jangka panjang untuk mempersiapkan karyawan sesuai dengan pertumbuhan dan perubahan organisasi sedangan pelatihan itu lebih dikhususkan untuk memberikan kesempatan belajar salam memahami pengetahuan dan penerapannya agar eningkatkan ketermpilan dan sikap yang diperlukan organisasinya. Tujuan dari pengembangan dan peltihan sendiri itu untuk meningkatkan produktivitas, meningkatkan mutu, meningkatkan ketetapan dalam perencanan SDM, menunjang pertumbuhan pribadi, menjaga kesehatan dan keselamatan kerja dan masih banyak lagi nih teman-teman.
Selanjutnya terdapat prinsip/teori belajar saya akan jelaskan ya teman-teman, atau sebelumnya teman-teman ada yang sudah mengetahuinya? Nah di dalam prinsip/teori belajar ini terbagi menjadi 5 yaitu :
1.      Reinforcement theories adalah teori yang menekankan bahwa orang termotivasi untuk melakukan atau menghindari perilaku karena adanya penguatan dan konsekuensi yang diberikan.
2.      Social learning adalah teori yang menekankan bahwa proses belajar diperoleh dari observasi orang lain yang kredibel dan berpengahuan.
3.      Goal theory adalah teori ini memiliki asumsi bahwa perilaku merupakan hasil dari niat dan tujuan seseorang.
4.    Need theories adalah mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dasar trainee dan komunikasikan bagaiman training yang dilakukan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
5.      Information processing adalah teori ini menekankan penekanan pada proses internal yang terjadi ketika training seperti persepsi, retensi, encoding dan retrieval.
Selanjutnya saya akan menjelaskan transfer of training, apa sih transfer of training itu ? nah saya kasih tau yaa biasanya ini mengacu pada apakah trainee dapat mengaplikasikan apa yang mereka dapatkan di dalam training secara efektif dan kontinu kedalam pekerjaannya. Tujuan utamanya adalah untuk terjadinya generalization dan maintenance. Generalization adalah kemampuan trainee untuk mengaplikasikan hasil dari traing kedalam masalah dan situasi pekerjaan yang diperoleh sedangkan maintenance adalah proses untuk melakukan secara terus menerus kemampuan ang diperoleh dari training. Ada beberapa yang dapat mempengaruhi kualitas transfer of training yaitu pertama kondisi kerja, seperti tekanan waktu, perlatan yang kurang baik, dan budget yang tidak memadai, yang kedua kurangnya dukungan peer dan yang terakhir kurangnya dukungan manajemen. Maka dari itu dibutuhkn lah evaluasi di dalam pekerjaan.
Saya akan membahas lebih dalam lagi tentang evaluasi, disini tujuanna adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan keamana program, memnentukan keuntungan dan kerugian finansial program, identifikasi trainee yang mendapatkan hasil tertinggi dan terendah dai program dan masih banyak lagi. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatiakn dalam mengevaluasi yaitu :
1.     Reaction outcomes adalah persepsi trainee terhadap program
2.  Learning or cognitive outcomes adalah berkaitan sampai mana trainee familiar dengan prinsip, fakta, teknik, prosedur atau proses yang ditekankan dalam program.
3.   Behavior and skill based outcomes adalah digunakan untuk menilai tingkat kemampuan motoric atau teknis dan perilaku seperti menerima kemampuan baru dan menggunakan kemampuan tersebut dalam pekerjaannya
4.     Affective outcomes adalah berkaitan dengan sikap dan motivasi seperti motivasi belajar.
5.     Result adalah menentukan hasil dari program training terhdap perusahaan.
6.  Return on investment adalah membandingkan keuntungan moneter dengan cost yang dilakukan untuk training.

Sekian informs yang saya berikan teman-teman semoga bermanfaat yaaJ